Senin, 29 April 2013

PERKEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI (Sarana Transportasi Laut)

Kapal laut merupakan sarana yang penting di dalam aktivitas hubungan antara masyarakat dari pulau satu dengan pulau yang lainnya. Hal ini juga menyebabkan bahwa bangsa Indonesia mendapat julukan bangsa pelaut, karena mereka telah terbiasa mengarungi lautan di wilayah Nusantara, bahkan telah berlayar sampai ke luar wilayah Nusantara.
Bukti-bukti yang menunjukan bahwa bangsa Indonesia telah memanfaatkan kapal-kapal sebagai sarana penting dalam transportasi laut, seperti yang tergambar pada relief-relief Candi Borobudur dalam bentuk perahu bercadik yang telah mampu berlayar hingga jauh sampai ke Pulau Madagaskar (Afrika). Juga pembuatan kapal phinisi yang dilakukan oleh bangsa Bugis di Sulawesi Selatan.
Teknologi pembuatan kapal di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat setelah mendapat pengaruh asing. Dari para pelaut asing itulah bangsa Indonesia memperoleh tambahan pengetahual teknologinavigasi dan pelayaran, hingga akhirnya Indonesia memiliki industry kapal yang modern.
Industri perkapalan di Indonesia berawal dari sebuah bengkel tempat mereparasi kapal. Kemudian bengkel itu berkembang menjadi industry yang merancang dan membangun kapal sebagai sarana transportai laut, dan dioperasikan oleh PT. Pelayaran Laut Nasional Indonesia (PT.Pelni). Industri kapal Indonesia dimotori oleh PT. PAL Indonesia. Perusahaan ini merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pendirian perusahaan kapal masa pemerintahan Hindia Belanda. Ide pendirian bengkel reparasi kapal laut ini dimunculkan oleh Gubernur jendral   Hindia Belanda V.D. Capellen. Nama perusahaan itu adalah NV.Nederlandsch Indische Industrie.
Pada tahu8n 1849, sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai terwujud di daerah Ujung, Surabaya. Namun, pada tahun1939 pemerintah Hidia Belanda mengganti nama menjadi Maarine Estabilishment (ME). ME berfungsi sebagai sebuah paberik pemeliharaan dan perbaikan kapal. Pada masa kedudukan Jepang, ME tidak berubah fungsi dan tetap menjadi bengkel reparasi dn perbaikan kapal-kapal Angkatan Laut Jepang dibawah pengawasan Kagiun. Tetapi pada masa perang kemerdekaan, ME kembali dikuasai Belanda dan baru diserahkan kepada Indonesia pada 27 Desember 1949. Sejak saat itu, nama perusahaan kapal laut tersebut diubah menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL).
Pada tahun 1978, status PT. PAL diubah menjadi perusahaan umum (Perum) PAL Tiga tahun kemudian, yaitu tahun 1981 bentuk badan uasaha Perum PAL diubah menjadi perseroan dengan pimpinan Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie (saat itu menjadi Mentri Riset dan Teknologi). PT. PAL memproduksi berbagai jenis kapal, mulai dari kapal ikan, kapal niaga, kapal perang, tugboat, tanker, kapal penumpang, dan kapal riset. Kapal riset buatan PT PAL adalah kapal Baruna Jaya VIII.
Perkembangan sistem transportasi laut pada dewasa ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi tersebut telah membuat bangsa Indonesia dapat memproduksi kapal angkut penumpang, yaitu kapal Palindo Jaya 500. Kapal tersebut diluncurkan pertama kali pada bulan Agustus 1995. Kapal tersebut dibuat untuk menunjang sarana transportasi laut yang lebih cepat dan aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar