Senin, 29 April 2013

TRANSPORTASI LAUT INTERNASIONAL INDONESIA


Transportasi laut berperan penting dalam dunia perdagangan internasional maupun domestik. Transportasi laut juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah sudah yang maju maupun yang masih terisolasi. Sebagai negara kepulauan (archipelagic state), Indonesia memang amat membutuhkan transportasi laut. Perkembangan transportasi laut di Indonesia sampai saat ini masih dikuasai oleh pihak asing. Di bidang transportasi laut, Indonesia ternyata belum memiliki armada kapal yang memadai dari segi jumlah maupun kapasitasnya.
1. Gambaran Transportasi Kelautan Indonesia
A. Kebutuhan Kapal.
Dominasi pelayaran asing terlihat dari muatan (freight) kapal asing yang mengangkut muatan luar negeri (ekspor/impor), yakni menguasai muatan sebanyak 92,5 persen (322,5 juta M/T). Adapun muatan dalam negeri, kapal asing menguasai 50 persen dari seluruh angkutan total barang (89,8 juta M/T). Hal ini berarti perusahaan pelayaran nasional kebanyakan hanya menjadi agen dari kapal-kapal pelayaran asing. Dampaknya adalah bangsa Indonesia tidak memiliki otoritas untuk menekan sumber inefisiensi dalam transportasi laut.
B. Pengelolaan Pelabuhan.
Rendahnya kualitas pelayanan di pelabuhan tidak terlepas dari kesalahan sistem pengelolaan kepelabuhanan yang sentralistik, monopolistik dan tidak efisien. Peran pemerintah yang seharusnya sebagai regulator, dalam kenyataannya masih diwarnai oleh kepentingan satu badan usaha (PT Pelindo). Pencampuradukan fungsi ini telah menyebabkan tersendatnya perkembangan kepelabuhanan, dan menghambat usaha untuk menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat.
C. Kerancuan Peraturan Kepelabuhanan di Indonesia.
·         SKB 2 Menteri Tahun 1986
·         UU No. 21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran
·         Penguasaan HPL dan Pelsus Oleh PT Pelindo, UU No. 21/1992
·         Degradasi Pelsus Menjadi DUKS. Tahun 1996 dikeluarkan Peraturan               Pemerintah (PP) No. 70
·         Pemberlakuan Tarif Pelum Di Pelsus, 1997 terbit KM No. 28 / 1997
Kemungkinan kemajuan transportasi laut internasional di Indonesia dapat dianalisis sebagai berikut :
1. Strenght/kekuatan (faktor internal) :
·         Kondisi geografis Indonesia cukup strategis
·         Perbaikan perekonomian nasional
·         Otonomi daerah membawa semangat perbaikan kinerja
2. Weakness/kelemahan (faktor internal) :
·         Investasi besar
·         Sumber Daya Manusia rendah
·         Sarana belum memadai
·         Prasarana kurang memadai
·         Kebijakan Pemerintah/ Penegakan hukum kurang memadai
·         Monopoli Perusahaan
 2. Upaya Peningkatan Transportasi Laut Internasional
a.       meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dengan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan pemerintah atau perusahaan
b.      menyediakan Sarana yang memadai
c.       menyediakan Prasarana yang memadai
d.      Kebijakan Pemerintah/ Penegakan hukum yang baik
e.       menghilangkan Monopoli Perusahaan termasuk tarif
f.       mencari dan bekerjasama dengan Investor yang mau menginvestasikan usahanya baik investor lokal maupun asing
* Dari kajian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1.      Kondisi transportasi laut internasional Indonesia masih memprihantinkan karena sebagian besar dikuasai pihak asing.
2.      Untuk memajukan transportasi laut indonesia, diperlukan upaya untuk mengurangi kelemahan yang ada seperti menyediakan sarana, prasarana dan sumber daya manusia didukung dengan pendanaan.
3.      Sangatlah bijaksana apabila kebijakan persaingan usaha kepelabuhanan dikembangkan karena akan memicu perbaikan pelayanan, efisiensi biaya dan peralatan dengan cara menghilangkan monopoli.
4.      Otonomi daerah dapat dipandang sebagai kekuatan baru dalam mereorganisir atau menata ulang birokrasi penyelenggaraan transportasi di Indonesia.

PERKEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI (Sarana Transportasi Laut)

Kapal laut merupakan sarana yang penting di dalam aktivitas hubungan antara masyarakat dari pulau satu dengan pulau yang lainnya. Hal ini juga menyebabkan bahwa bangsa Indonesia mendapat julukan bangsa pelaut, karena mereka telah terbiasa mengarungi lautan di wilayah Nusantara, bahkan telah berlayar sampai ke luar wilayah Nusantara.
Bukti-bukti yang menunjukan bahwa bangsa Indonesia telah memanfaatkan kapal-kapal sebagai sarana penting dalam transportasi laut, seperti yang tergambar pada relief-relief Candi Borobudur dalam bentuk perahu bercadik yang telah mampu berlayar hingga jauh sampai ke Pulau Madagaskar (Afrika). Juga pembuatan kapal phinisi yang dilakukan oleh bangsa Bugis di Sulawesi Selatan.
Teknologi pembuatan kapal di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat setelah mendapat pengaruh asing. Dari para pelaut asing itulah bangsa Indonesia memperoleh tambahan pengetahual teknologinavigasi dan pelayaran, hingga akhirnya Indonesia memiliki industry kapal yang modern.
Industri perkapalan di Indonesia berawal dari sebuah bengkel tempat mereparasi kapal. Kemudian bengkel itu berkembang menjadi industry yang merancang dan membangun kapal sebagai sarana transportai laut, dan dioperasikan oleh PT. Pelayaran Laut Nasional Indonesia (PT.Pelni). Industri kapal Indonesia dimotori oleh PT. PAL Indonesia. Perusahaan ini merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pendirian perusahaan kapal masa pemerintahan Hindia Belanda. Ide pendirian bengkel reparasi kapal laut ini dimunculkan oleh Gubernur jendral   Hindia Belanda V.D. Capellen. Nama perusahaan itu adalah NV.Nederlandsch Indische Industrie.
Pada tahu8n 1849, sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai terwujud di daerah Ujung, Surabaya. Namun, pada tahun1939 pemerintah Hidia Belanda mengganti nama menjadi Maarine Estabilishment (ME). ME berfungsi sebagai sebuah paberik pemeliharaan dan perbaikan kapal. Pada masa kedudukan Jepang, ME tidak berubah fungsi dan tetap menjadi bengkel reparasi dn perbaikan kapal-kapal Angkatan Laut Jepang dibawah pengawasan Kagiun. Tetapi pada masa perang kemerdekaan, ME kembali dikuasai Belanda dan baru diserahkan kepada Indonesia pada 27 Desember 1949. Sejak saat itu, nama perusahaan kapal laut tersebut diubah menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL).
Pada tahun 1978, status PT. PAL diubah menjadi perusahaan umum (Perum) PAL Tiga tahun kemudian, yaitu tahun 1981 bentuk badan uasaha Perum PAL diubah menjadi perseroan dengan pimpinan Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie (saat itu menjadi Mentri Riset dan Teknologi). PT. PAL memproduksi berbagai jenis kapal, mulai dari kapal ikan, kapal niaga, kapal perang, tugboat, tanker, kapal penumpang, dan kapal riset. Kapal riset buatan PT PAL adalah kapal Baruna Jaya VIII.
Perkembangan sistem transportasi laut pada dewasa ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi tersebut telah membuat bangsa Indonesia dapat memproduksi kapal angkut penumpang, yaitu kapal Palindo Jaya 500. Kapal tersebut diluncurkan pertama kali pada bulan Agustus 1995. Kapal tersebut dibuat untuk menunjang sarana transportasi laut yang lebih cepat dan aman.

Transportasi di Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Mode transportasi paling umum di Indonesia termasuk feri dan kapal lainnya, dan juga berbagai macam kendaraan jalan, dengan pelayanan jalur kereta api yang terbatas, dan pelayanan penerbangan komersial yang luas.

Transportasi air

Karena Indonesia merupakan negara kepulauan, transportasi kapal merupakan sarana penting yang menghubungkan banyak tempat di negara ini. Kapal yang banyak digunakan termasuk kapal kontainer besar, berbagai jenis feri, kapal penumpang, kapal layar, dan kapal bermotor kecil.
Banyak ferry melayani selat-selat antara pulau yang berdekatan, terutama antara pulau Sumatra dan Jawa, dan juga antara pulau Jawa dan pulau-pulau di Kepulauan Sunda Kecil. Di penyeberangan sibuk antara Sumatra, Jawa, dan Bali, feri yang mengangkut kapal dioperasikan 24 jam per hari. Ada juba beberapa feri internasional yang melayani Selat Malaka antara Sumatra dan Malaysia, dan juga Singapura, dan pulau-pulau kecil Indonesia seperti Batam.
Beberapa jaringan juga melayani hubungan laut yang lebih panjang ke daerah pulau-pulau terpencil, terutama yang terletak di timur Indonesia. Pelni melayani jalur tersebut dengan jadwal antara dua sampai empat minggu. Kapal-kapal ini merupakan sarana yang terhitung murah untuk hubungan jarak jauh antar pulau. Dan ada juga kapal-kapal swasta lain yang melayani di berbagai jalur lainnya.
Di beberapa pulau, sungai utama merupakan kunci transportasi karena ketiadaan jalan yang layak. Di Kalimantan, kapal panjang menjalani sungai-sungai dan merupakan satu-satunya cara untuk mencapai banyak tempat di dalam pulau. Indonesia memiliki jalur air yang dapat dijalani sepanjang 21.579 km (pada 2004), sekitar setengahnya di Kalimantan, dan masing-masing seperempat di Sumatra dan Papua.
Pelabuhan utama terdapat di Cilacap, Cirebon, Jakarta, Kupang, Palembang, Semarang, Surabaya, dan Makassar.

Jalan dan jalan tol

Mobil "Angkutan Pedesaan" di Padangbai, Bali berupa minibus.
Pelayanan bis terdapat di banyak wilayah yang dihubungi oleh jalan, terutama di Sumatra, Jawa, dan Bali. Di daerah yang lebih kecil transportasi jalan banyak dilayani oleh minibus atau van kecil. Bis dan van juga transportasi umum di dalam kota.
Banyak kota memilik sarana tranportasi sendiri yang dapat disewa, seperti taksi, bajaj, becak, ojek motor, delman, dll.
Mobil pribadi terhitung sangat mahal bagi mayoritas penduduk Indonesia, dan hanya umum di kota-kota besar saja, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dll.
Indonesia memiliki sekitar 158.670 km jalan beraspal, dan sekitar 184.000 km jalan biasa. (perkiraan pada 1999).
Jalur kereta api:
total: 6.458 km
narrow gauge: 5.961 km 1.067-m gauge (101 km listrik; 101 km rel ganda); 497 km 0.750-m gauge (1995)
Lihat juga:Kereta Api Indonesia
Jalur pipa: minyak mentah 2.505 km; produk petroleum 456 km; gas alam 1.703 km (1989)
Bandara: 446 (perkiraan 1999)
Bandara - dengan landas pacu beraspal:
total: 127
lebih 3.047 m: 4
2.438 sampai 3.047 m: 12
1.524 sampai 2.437 m: 39
914 sampai 1.523 m: 41
di bawah 914 m: 31 (perkiraan 1999)
Bandara - tanpa landas pacu beraspal:
total: 319
1.524 sampai 2.437 m: 5
914 sampai 1.523 m: 33
di bawah 914 m: 281 (perkiraan 1999)
Lihat juga: Daftar bandara di Indonesia
Maskapai penerbangan nasional:
DEFINISI SISTEM TRANSPORTASISistem : adalah suatu bentuk antara 1 variabel atau komponen dengan variabelatau komponen yang lain.Transportasi : adalah kegiatan yang penunjang atau kelancaran tempat ke tempatyang lain.Sistem : adalah suatu bentuk keterkaitan antara satu variabel atau komponendangan variabel atau komponen yang lainya.
Sistem transportasi
adalah suatu bentuk keterkaitan antara penumpang atau barang,prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangkaian perpindahan orang ataubarang yang tercakup dalam suatu tatanan.2.
TUJUAN SISTEM TRANSPORTASISistem transportasi bertujuan untuk proses transportasi dapat dicapai optimumdalam ruang dan waktu tertentu dengan mempertimbangkan faktor keamanan,kenyamanan, kelancaran serta efisiensi waktu dan biaya.3.
MANFAAT SISTEM TRANSPORTASISistem transportasi bermanfaat untuk perjalanan, bepergian, dan lalu lintas.Perjalanan adalah menikmati perjalanan dalam proses perpindahan dari suatu tempat ketempat yang lain (menikmati rute dan alat transportasinya). Bepergian adalah mencapaisuatu tempat dan bukan bertujuan menikmati apa yang terjadi sepanjang lintasan. Lalulintas adalah menyangkut lalu lalangnya orang atau barang dari suatu tempat ke tempatyang lain yang akhirnya menimbulkan lalu lintas.